LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI
VERTEBRATA
MAMALIA
Dosen Pembimbing:
Awalul Fatiqin M.si
Oleh:
Gestri Rolahnoviza
NIM: 12222040
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penemuan-penemuan
fosil yang luar biasa selama lebih dari 20 tahun terakhir telah memungkinkan
para ahli paleontologi menkonstruksi
dengan yakin tentang asal usul tetrapoda.
Keanekaragaman tetrapoda yang luar
biasa muncul selama periode Devon dan
Karbon, dan beberapa spesies mencapai
panjang 2 m. Apabila menilai dari morfologi dan lokasi penemuan fosil, sebagian
besar tetrapoda awal ini mungkin
tetap tak terpisahkan dari air, ciri yang juga dimiliki oleh beberapa anggota
kelompok tetrapoda yang masih ada,
yang disebut amfibia (Campbell,
2012).
Amphibi
merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa
Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang
berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua
bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air (Anonim, 2011).
Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000
spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini
berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi
memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup
di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan
pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan
di atas daratan (Anonim, 2011).
Kelas
amfibi kini hanya di wakili sekitar 6.150 spesies salamander (Ordo Urodela),
katak (ordo anura), dan sesilia (ordo apoda). Hanya terdapat sekitar 550
spesies urodela. Beberapa spesies sepenuhnya akuatik, namun yang lain hidup di
daratan sepanjang hidupnya atau ketika dewasa. Sebagian besar salamander yang
hidup di daratan berjalan dengan tubuh yang meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan,
ciri yang diwarisi tetrapoda darat awal (Campbell, 2012).
1.2
Tujuan
Melalui pengamatan
morfologi katak mahasiswa diharapkan mampu:
1.
Mentebutkan bagian-bagian tubuh katak,
yaitu kepala (caput), dan organ-organ yang ada di dalamnya, leher (servick),
badan (truncu), dan anggota badan ekstrimitas.
2.
Mengamati ciri-ciri intergument dari
katak
3.
Menunjukkan system rangka pada katak
4.
Menunjukkan topografi organ-organ
visceral pada katak.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Ciri-Ciri Amfibi
Ciri-ciri dari amfibi
adalah sebagai berikut (Jasin, 1984):
1.
Kulit selalu basah dan berkelenjar, tidak bersisik
luar
2.
Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang,
berjari 4 – 5 atau lebih sedikit, tidak bersirip.
3.
Terdapat dua
buah nares (lubang hidung sebelah
luar) yang menghubungkan dengan cavum oris. Padanya terdapat klep untuk menolak air. Mata berkelopak
yang dapat digerakan, lembar gendang pendengar terletak disebelah luar. Mulut
bergigi dan berlidah yang dapat dijulurkan diluar.
4.
Skeleton sebagian
besar berupa tulang keras, tempurung kepalanya memiliki condyl, bila memiliki costae
tidak menempel pada sternum.
5.
Cor terbagi
atas tiga ruangan, yakni dua ruangan auricular
dan satu ruangan ventriculum,
mempunyai satu atau tiga pasang archus
aorticus, erythrocyte
berbentuk oval dan bernucleus.
6.
Pernapasannya dengan insang, paru – paru,
kulit atau garis mulut.
7.
Otak memiliki 10 pasang nervi cranialis.
8.
Suhu tubuh tergantung dengan lingkungannya (poikilothermis).
9.
Fertilisasi terjadi
diluar atau didalam tubuh, kebanyakan ovivar.
Telur berkuning telur dan terbungkus oleh zat gelatin membelah secara holoblastis tidak sama tidak memiliki embryonie.
2.2 Pengertian Amfibi
Amfibi merupakan hewan
berdarah dingin yang hidup di 2 habitat, yaitu perairan dan daratan. Amfibi
memiliki kelembaban kulit yang tinggi sehingga kulitnya relatif licin. Kata amfibi
berasal dari kata “amphi” yang berarti ganda dan “bios” yang
berarti hidup. Amfibi didefinisikan sebagai hewan-hewan yang dapat hidup di dua
habitat, terdapat 5.359 jenis amfibi yang terbagi atas bangsa yaitu Caudata,
Anura dan Gymnophiona. Umumnya ordo anura memiliki siklus
kehidupan yang mengalami metamorfosis (Rinaldy, 2013).
Amfibi
merupakan hewan berdarah dingin yang tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri.
Amfibi bertelur di tembat lembab atau berair. Habitat amfibi diantaranya yaitu
hutan, kolam, sawah dan danau. Rata-rata amfibi mempunyai kulit basah dan
lembut agar oksigen dapat dengan mudah masuk menembus kulit. Sebagian besar
amfibi dewasa bernafas menggunakan kulit dan juga melalui paru-paru. Kelembaban
kulit amfibi dijaga oleh kelenjar khusus dibawah kulitnya. Banyak amfibi
menjaga kelembaban kulitnya dengan selalu berada di dekat air. Sebagian besar
amfibi lahir dan tumbuh di air tawar kemudian setelah dewasa berpindah ke
daratan kering dan kembali ke air untuk berkembang biak. Sebagian besar amfibi
menelurkan telur yang lembut. Telur tersebut bisa berbentuk untaian atau
gumpalan yang sangat kecil menyerupai jeli (Rinaldy, 2013).
2.3
Klasifikasi
Amfibi
Kelas
Amfibi dibagi menjadi tiga ordo yaitu, Ordo
Urodela (yang berekor), Ordo Anura
(yang tak berekor), dan Ordo Apoda
(yang tak berkaki) (Rinaldy, 2013).
1.
Amfibi Ordo Caudata (Urodela)
Caudata merupakan ordo
amfibi yang memiliki ekor. Jenis ini memiliki tubuh yang panjang, memiliki
anggota gerak. Spesies Caudata ada yang bernafas dengan insang dan ada
juga yang bernafas dengan menggunakan paru-paru. Salamander yang tidak
mempunyai paru-paru maka bernafas menggunakan kulit dan lapisan mulut. Tubuhnya
terbagi antara kepala, tubuh dan ekor. Pada bagaian kepala terdapat mata yang
kecil.
Ada
jenis salamander yang tidak pernah dewasa yaitu aksolot. Jadi salamander ini tidak pernah berkembang melebihi tahap
larva. Habitat dari salamander adalah di dekat sungai, sungai ataupun kolam.
Umumnya salamander memakan serangga.
2.
Amfibi
Ordo Anura
Anura merupakan amfibi
yang tidak berekor pada saat dewasa. Namun pada siklus hidupnya, ordo Anura
atau yang lebih dikenal dengan katak ini memiliki ekor saat pada fase berudu.
Ordo ini sering dijumpai dengan tubuhnya seperti sedang jongkok. Tubuhnya
terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, badan, dan anggota gerak (tetrapoda). Kulitnya cenderung basah
karena memiliki kelenjar lendir dibawah kulitnya. Ciri yang paling mencolok
adalah tekstur kulitnya, dimana kulit katak lebih halus dari kodok juga bentuk
tubuh katak yang lebih ramping dari pada kodok. Kodok dan katak menggunakan
kaki belakangnya untuk melompat. Pada pertengahan lompatan, kaki belakang kodok
teregang sepenuhnya, kaki depannya ditahan kebelakang, dan kedua matanya
tertutup untuk perlindungan. Ketika mendarat, tubuhnya melengkung dan kaki
depannya bertindak sebagai rem.
Kodok termasuk ordo
anura yang memiliki perbedaan dengan katak dari bentuk tubuhnya yang lebih
ramping dan kakinya yang lebih panjang. Kodok dan katak telah mempunyai indra organ Jacobson di langit-langit mulut
sebagai indra pengecap dan pembau dunia luar. Kodok dan katak menggunakan kaki
belakang untuk melompat. Katak ataupun kodok mengalami fase metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya. Habitat dalam
siklus hidupnya. Habitat kodok dan katak adalah di sungai, kolam, sawah ataupun
hutan tropis. Makanan katak dan kodok adalah serangga.
3.
Amfibi ordo Gymnophiona (Apoda)
Gymnophiona
merupakan amfibi yang tidak memiliki anggota gerak dan beberapa jenis alat
geraknya tereduksi secara fungsional. Tubuh menyerupai cacing, bersegmen, dan
ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai mata tertutup oleh kulit. Kelompok ini
menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan
bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya
ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Habitat gymnophiona (saesilia)
yaitu tepi-tepi sungai atau parit atau di bawah tumpukan batu. Makanan dari
adalah serangga dan cacing.
2.4 Sistem Peredaran Darah
Jantung
katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium
kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin
oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium
kiri menerima darah dari paru-paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel.
Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan
darah yang kaya oksigen namun percampuran diminimalisasi oleh adanya sekat–sekat
yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah
yang bercabang tiga. Arteri anterior
mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam
badan, sedangkan arteri posterior
dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru-paru. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium
kanan, darah mengalir ke ventrikel
yag kemudian di pompa keluar melalui arteri
pulmonalis → paru–paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah
paru–paru. Selain peredaran darah paru–paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan
(Koesoema, 2013).
2.5 Sistem Ekresi
Ginjal
amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan
air yang berlebih. Karena kulit katak permeable
terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak iar masuk ke tubuh katak
secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan
tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai
dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus,
sistem portal renal berfungsi untuk membuang
bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan
kantung kemih untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada di air, kantung
kemih terisi urin yang encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke
dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang
mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH (Koesoema, 2013).
2.6 Sistem Kelenjar (Endokrin)
Dengan
mengambil contoh Katak. Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang
menghasilkan sekresi intern yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau
mengontrol tugas – tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat mengaktifkan
atau mengerem pertumbuhan, mengaktifakan bermacam – macam jaringan dan
berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk. Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atcuglandulaehypophysa bagian anterior
kelenjar ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol
pertumbuhan tubuh terutama panajang tulang, dn kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea. Bila seekor berudu
diambil dan bagian anterior glandulae
hypophysannya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak tapi bila potongan
itu ditransplatasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagai mana
mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior hypophysa ini baik secara oral atau suntikan menyebabkan
pertumbuhan raksasa.
Pada
katak dewasa bagian anterior glandulae pitutaria ini menghasilkan homon yang
merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan
implantasi, kelenjar ini dengan suskses pada seekor katak dewasa yang tak dalam
keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu terjadi perubahan. Implantasi pada
hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang telah masak.
Implantasi pada hewan jantan mengakibatkan hewan itu mengahasilkan sperma.
Bagian tengah pituitaria akan
menghasilkan hormon intermidine yang
mempunyai peranan dalam pengaturan kromotofora
dalam kulit.
Bagian
posterior pituitaria menghasilkan
suatu hormon yang mengatur pengambilan air. Glandulae
phyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon thryoid
yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu
sebelum metamorfose menjadi katak.
Jika kelenjar itu diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin yang mengatur metabolisme
(memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen). Pada permukaan luar ginjal terdapat
glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya
berlawanan dengan insulin (mengubah
glikogen menjadi glukosa) (Anonim, 2011).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun dilaksanakannya
praktikum zoologi vertebrata tentang Amfibi pada hari Kamis, 19 Juni 2014 pukul
13.20 – 15.00 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
a.
Alat Praktikum
1. Mikroskop
stereo
2. Loupe
3. Gelas
arloji
4. Seperangkat
alat bedah
5. Lap
(serbet)
b.
Bahan Praktikum
Kadal yang masih hidup (Mabouya multifacinata).
3.3
Cara Kerja
1. Persiapan
bahan amatan
a. Menyiapkan
katak segar yang masih hidup
b. Menyediakan
alat bantu pengamatan seperti mikroskop stereo, loupe gelas arloji dan alat-alat lain yang terkait.
2. Melakukan pengamatan, antara lain:
a.
Katak
dibius kemudian diletakkan pada papan seksi selanjutnya diamati di bawah
mikroskop stereo.
b.
Dilakukan
pengamatan secara morfologi yang meliputi kepala, dan badan.
c.
Bedahlah
katak kemudian amatilah bagian anatomi katak tersebut.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar
Pengamatan Morfologi Katak
|
Gamabr
pengamatan Cavum Oris
|
Gambar
Pengamatan Muscullus
|
Gambar
Pengamatan Anatomi Katak
|
4.2 Pembahasan
Morfologi
pada katak terdapat Nares anteriores
(lubang- lubang kecil) terdapat di sebelah dorsal
dari rima oris, celah mulut (rima
oris), organon visus (alat
penglihatan). Dorsum (bagian atas
katak), branchium (lengan atas) antebrachium (lengan bawah) manus (tangan), digity (jari- jari), femur
(paha), crus (tungkai bawah), pes (kaki), membran merupakan kulit tipis diantara digity. Pada cavum oris
terdapat dentes maxillaries (rahang
atas), nares eksterna, Palatum (atap mulut/ langit- langit), nares interna, glottis, dan gigi vomerin.
Menurut (Jasin, 1984) Caput
dan cervix yang lebar bersatu
pada truncus terdapat dua pasang ekstrimitas, seluruh tubuh
terbungkus oleh kulit halus dan licin. Pada kepala terdapat rima oris yang
lebar untuk masuknya makanan, nares eksterna mempunyai peranan dalam pernafasan, sepasang organon visus
(mata yang bulat) di belakang mata terdapat membrane tympani untuk
menerima getaran suara pada akhir tubuh terdapat anus yang berfungsi sebagai
pintu pelepas faeces, urine dan sel kelamin.
Ekstrimitas kaki/tangan berukuran pendek
terdiri atas branchium (lengan atas), yang berupa humerus, ante
branchium (lengan bawah), yang brerupa radio-ulna, carpus (pergelangan
tangan), manus (telapak tangan), yang terdiri atas metacarpus dan
phalangus (jari-jari). Pada telapak tangan terdapat palm, di
bawah jari pada hewan jantan terdapat penebalan terutama pada musim perkawinan.
Ektremitas belakang yang berupa kaki
belakang terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah),
yeng terdiri atas tibia dan fibula, tarsus (pergelangan
kaki), pes (telapak) yang terdiri atas metatarsus dan phalangus
(jari-jari). Katak adalah bilateral simetris. Alat pencernaan yang tampak dari
luar yaitu cavum oris, dibatasi oleh maxxilae (rahang atas) pada
sebelah atas, sedang disebelah bawah di batasi oleh mandibulla (rahang
bawah) dan os hyoid. Kemudian dilanjutkan oleh pharynx, oesophagus,
ventricullus dan intestinum, yang terletak di dalam rongga tubuh.
Lingula (lidah), yang berpipih pangkal pada dasar sebelah anterior
mulut. Pada permukaannya terdapat kuncup prasa dan papii dilapisi oleh lendir
dapat dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap mengsa. Lingula
disokong oleh os hyoid (yang berupa tulang rawan) yang memungkinkan
lidah tegar tapi lemas. Pada maxilla sebelah luar terdapat denta
maxillaris (gigi maxillaris), sedangkan pada atap cavum oris
terdapat denta vomerin yang berguna untuk menahan mangsa yang akan
ditelan. Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna
yang berhubungan dengan nares eksterna. Glottis terletak pada median
ventral pharynx sebelah belakang lingula, merupakan pintu menuju ke pulmo.
Pada anatomi katak terdapat, cor (jantung), hepar pada amphibi berwarna coklat, terdiri dari lobus dexter dan lobus sinester. Ventriculus berwarna
putih, panjang, sebelah sisi kiri dari linea
mediana, intestinum bentuk
bulat dan berkelok-kelok, cloaka muara
bersama bagi saluran makanan, kelamin dan saluran kencing, pancreas berwarna kekuning-kuningan melekat diantara ventriculus dan duodenum, lien (limpa) merah
bulat. Vesicca fellea (kantung
empedu).
Pada pengamatan sistem muscullus terdapat saccus
branchialis, saccus submaxillaris,
saccus pectoralis, saccus abdominalis, saccus lateralis, saccus femoralis, saccus interfemoralis, dan
saccus crussalis.
Menurut
(Jasin, 1984) saluran pencernaan pada katak meliputi rongga mulut terdapat gigi
berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
Esofagus berupa saluran pendek, ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang
bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu tempat masuknya esofagus
dan lubang keluar menuju intestinum
(usus) dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal, usus halus meliputi duodenum, jejenum, dan ileum,
tetapi belum jelas batas-batasnya, usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan kloaka
merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan
pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam
kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas
berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum. Alat pernapasan pada katak
berupa insang, kulit, dan paru-paru. Pada berudu pernapasan dilakukan dengan
insang luar. Setelah dewasa menggunakan paru-paru berupa dinding dimana dinding
ini terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan dengan udara luar melalui dua bronkus, laring yang mengandung tali-tali volea, lalu faring dan
lorong-lorong nasal. Lubang dari faring
ke laring berupa celah longitudinal yang disebut glothis.
Pernapasan
pada katak melalui kulit tipis yang basah untuk memudahkan difusi gas. Sistem
peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda.
Pada peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam
sekali peredarannya. Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali
ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan
kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium kiri, kanan, dan ventrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat
klep yang mencegah agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium. Pertukaran O2 dan CO2
terjadi di paru-paru. CO2 dilepaskan dan diikat O2.
Tetapi di ventrikel terjadi
perncampuran CO2dan O2 yang terjadi di dalam darah.
Alat ekskresi
utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri tulang
belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang. Sistem
ekskresi pada katak disebut suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem
masih bergabung pada kloaka sebagai
muara bersama baik untuk sistem sekresi maupun untuk sistem reproduksi. Sistem
ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna yang dilakukan
oleh kulit, paru-paru, dan yang dikeluarkan oleh hati, yaitu berupa empedu.
Pembuahan pada katak dilakukan di luar tubuh.
Katak jantan
akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betinanya dari
belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut
katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat bersamaan katak jantan
akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang
dikeluarkan si betina. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari
nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan
bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal
metamorfosis.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Amfibi merupakan hewan berdarah dingin
yang tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Amfibi bertelur di tembat
lembab atau berair.
Habitat amfibi diantaranya yaitu hutan, kolam, sawah dan danau. Pada
praktikum kami mengamati morfologi dan anatomi katak, yaitu :
1. Amfibi merupakan ordo dari Anura
2.
Tubuh Amfibi terdiri dari caput (kepala), cervix
(leher), truncus (badan), dan caudal (ekor).
3.
Pada
anatomi katak terdapat bagian-bagian seperti jantung, hati, usus ginjal dan
lain-lain.
5.2 Saran
Pada praktikum tentang amfibi sebaiknya
praktikan membawa katak yang besar sehingga pada saat pengamatan morfologi dan
anatomi terlihat jelas bagian-bagian dari tubuh katak.
DAFTAR PUSTAKA
A
Campbell Neil, Jane B. Reece, Lis A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jakson. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Jasin,
Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan
Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.
Koesoema, Doni. 2013. Hewan Vertebrata. Website: http://www. Pendidikan karakter.org/images/VERTEBRATA%20X-42013. pdf. Diakses pada
hari Jum’at, 16 Mei 2014. Pukul 10.00 WIB
Rinaldy. 2013. Amfibi dan Reptil. Website: http://elib. unikom. ac. id/ files/
disk1/ 633/ jbptunikompp-gdl-rinaldyaul-31605-10 unikom_r-i.pdf. Di akses pada
hari Kamis, 15 Mei 2014. Pukul 10.20 WIB
Anonim,
2011. Sistematika Amfibi. Website: http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/21967/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada hari Rabu, 18 Juni 2014. Pukul 15.00
WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar