LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI
VERTEBRATA
MAMALIA
Dosen Pembimbing:
Awalul Fatiqin M.si
Oleh:
Gestri Rolahnoviza
NIM: 12222040
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Karakter
khas yang menjadi turunan mamalia adalah kelenjar susu (mammary gland), yang menghasilkan susu untuk anak. Semua induk
betina mamalia menyusui bayinya. Susu merupakan makanan seimbang yang kaya
lemak, gula, protein, mineral dan vitamin. Rambut, karakteristik mamalia yang
lain, dan lapisan lemak di bawah kulit membantu tubuh mempertahankan panas
(Campbell, 2012).
Setelah memperkirakan
bahwa mamalia pertama timbul pada akhir zaman Trias dari moyang terapsida.
Mereka merupakan hewan kecil yang sangat aktif yang makanannya terdiri atas
insekta. Kehidupan yang aktif ini berhubungan dengan kemampuannya untuk
memelihara suhu badan yang tetap (homeotermi).
Seperti halnya dengan burumg (yang tidak tampak sampai zaman jura) hal ini
berkaitan dengan perkembangan jantung beruang empat dan pemisahan sempurna dari
peredaran darah oksigen dan sistemik. Konservasi panas tubuh dimungkinkan
dengan perkembangan rambut. Sementara mamalia yang paling awal bertelur sampai
moyang reptilia, anaknya setelah menetas diberi makan dengan susu yang
disekresikan oleh kelenjar-kelenjar dalam kulit induknya (Kimball, 1984).
Kingdom animalia
memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka
bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut adalah mamalia.
Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya.
Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain.
Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies
yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya.
Mamalia merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan
berdarah panas. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar (Campbell, 2012).
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum
tentang mamalia adalah sebagai berikut :
1.
Menunjukkan bagian-bagian tubuh mamalia
yang mepiputi kepala, leher, badan dan ekor.
2.
Menunjukkan organ-organ pada daerah
kepala yaitu rima oris, fovea nasalis, dan organon visus.
3.
Menunjukkan organ pada daerah
badan, antara ekstrimitas liberae,
organ-organ viscera
4.
Pada pengamatan anatomi menggambar dan
memahami sistem penyusun sirkulasi, respirasi, digesti, koordinasi, eksresi dan
reproduksi berdasarkan topografi dan fungsinya di dalam tubuh.
BAB
II
KAJIAAN
PUSTAKA
2.1
Karakteristik Mamalia
Karakteristik mamalia
adalah sebagai berikut (Jasin, 1984):
1.
Tubuh umumnya tertutup rambut, kulit
berkelenjar.
2.
Cranium dengan dengan dua occipital
condyle, mulut umumnya bergigi.
3.
Lubang telinga luar umumnya memiliki daun
telinga yang kenyal, lidah mudah di gerakkan, mata dengan pelupuk yang mudah
digerakkan.
4.
Mempunyai empat anggota gerak kecuali
anggota golongan Cetacea.
5.
Jantung dengan empat ruang.
6.
Respirasi hanya dengan paru- paru.
7.
Terdapat 12 pasang saraf kranialis.
8.
Suhu tubuh endotermis (homoistermis).
9.
Jantan dengan organ kopulasi (penis).
2.2
Evolusi Awal Mamalia
Mamalia tergolong ke dalam sekelompok amniota yang dikenal sebagai
sinapsida (synapsid). Sinapsida
nonmamalia awal tidak memiliki rambut, berjalan mengangkang dan bertelur.
Karakteristik khas sinapsida adalah sebuah temporal fenestra, lubang di
belakang rongga mata pada ke dua sisi
tengkorak. Manusia mempertahankan mata pada kedua sisi tengkorak. Manusia mempertahankan
ciri ini otot-otot rahang melewati temporal
fenestral. Bukti fosil menunjukkan bahwa rahang di model ulang saat
ciri-ciri mamalia muncul secara bertahap pada garis keturunan sinapsida awal
yang mengikutinya. Selain itu, dua tulang yang sebelumnya membentuk sendi
rahang bergabung ke dalam telinga tengah mamalia (Campbell,
2012).
Selama periode jura, mamalia sejati pertama muncul dan berdiversifikasi
menjadi sejumlah garis keturunan, kebanyakan di antaranya telah puna. Namun
selama Era Mesozoikum, sebagian mamalia tetap berukuran kira-kira sebesar
celurut masa kini. Salah satu penjelasan yang mungkin untuk ukuran yang kecil
tersebut adalah bahwa dinosaurus telah menempati relung-relung ekologis hewan
yang bertubuh besar (Campbell, 2012).
Pada awal Periode Kreta, ketiga garis keturunan utama mamalia yang ada telah
muncul monotremata (mamalia bertelur), marsupialia (mamalia berkantong), dan
euteria (mamalia berplasenta). Setelah kepunahan dinosaurus besar, petrosaurus,
dan reptil laut pada periode Kreta akhir, mamalia mengalami radiasi adaftif
yang memunculkan predator dan herbivor berukuran besar serta spesies-spesies
yang bisa terbang maupun akuatik (Campbell, 2012).
1.
Monotremata (mamalia bertelur)
Monotremata hanya di temukan di Australia dan Papua Nugini, dan
dipresentasika oleh satu spesies platipus dan empat spesies ekidna (pemakan
semut berduri). Monotremata bertelur, suatu karakter nenek moyang bagi amniota dan tetap di perthankan bagi sebagian
besar reptil. Seperti semua mamalia, monotremata memiliki rambut dan
menghasilkan susu, namun mereka tidak memiliki puting. Susu disekresikan oleh
kelenjar-kelenjar di perut induk betina. Setelah menetas, bayi mengisap susu
dari rambut induknya.
2.
Marsupialia (mamalia berkantong)
Oposum, kangguru adalah contoh marsupialia. Amrsupialai maupun eutaria
memiliki karakter-karakter turunan yang tidak dimiliki oleh monotremata. Kedua
kelompok tersebut memiliki laju metabolik yang lebih tinggi dan puting yang
menyediakan susu, serta melahirkan anak. Embrio berkembang di dalam uterus dari
saluran reproduksi betina. Lapisan uterus dan membran-membran ekstraembrionik
yang muncul dari embrio membentuk plasenta struktur tempat nutrien berdifusi ke
dalam embrio dari tanah induknya.
3.
Euteria (mamalia berplasenta)
Euteria mamalia lazim disebut mamalia berplasenta karena plasentanya jauh
lebih kompleks dari pada marsupialia. Euteria memiliki masa kehamilan yang
lebih lama dari pada marsupialia. Anak euteria menyelesaikan perkembangan
embrioniknya di dalam uterus, terhubung dengan induknya melalui plasenta.
Plasenta euteria memberikan hubungan jangka panjang yang intim antara induk
betina dan anaknya yang sedang berkembang.
Kelompok-kelompok utama euteria yang masih ada diduga berdivergensi satu
sama lain dalam suatu ‘ledakan’ perubahan evolusi. Waktu terjadinya ‘ledakan’
ini belum dapat dipastikan. Data molekuler lmengidentifikasikan bahwa peristiwa
itu terjadi 100 juta tahun lalu dan data morfologi memeperkirakan waktu 60 juta
tahun lalu.
2.3 Ordo Mamalia
Mamalia dikelompokkan kedalam banyak Ordo diantaranya sebagai berikut (Campbell,
2012):
1.
Monotremata mamalia berparuh dan bertelur,
tidak memiliki putting susu, dan menyedot susu dari bulu induknya, misalnya:
platypus (Ornithorynchus anatinus)/ cungur bebek, echidna.
2.
Marsupialia atau Diprotodontia mamalia
berkantung, perkembangan embrionik diselesaikan dalam kantung marsupial,
misalnya: kanguru (Marcropus sp)
3.
Artiodactyla mamalia yang memiliki kuku dengan
jumlah jari kaki yang genap pada masing-masing kaki, herbivora, misalnya: domba
peliharaan (Ovis aries), rusa.
4.
Carnivora mamalia pemakan daging, memiliki
gigi tajam, runcing dan geraham untuk merobek, misalnya: harimau (Panthera
sp), anjing, musang.
5.
Cetacea mamalia yang hidup di laut dengan
badan berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada tungkai belakang
serta lapisan tebal lemak sebagai insulasi, misalnya: ikan paus (Balaenoptera
omurai), lumba-lumba.
6.
Chiroptera mamalia yang memiliki kaki seperti
sayap atau bersayap tangan dengan selaput di antara ruas jari sampai ke
belakang hingga tungkai depan bagian belakang, misalnya: kelelawar (Pteropus
vampeirus).
7.
Edentata mamalia yang memiliki geligi
tereduksi atau tidak ada sama sekali, misalnya: Armadillo, kukang.
8.
Insectivora atau Soricomorpha mamalia pemakan serangga, misalnya:
tikus cerurut (Crocidura mutina), landak.
9.
Lagomorpha mamalia yang memiliki gigi seri
mamalia yang mirip dengan ordo rodentia tetapi memiliki empat gigi seri atau
lebih mirip pahat, kaki belakang lebih panjang dibandingkan dengan kaki depan
dan diadaptasikan untuk berlari dan melompat, misalnya: Kelinci (Lepuhnigri
collis).
10.
Perissodactyla mamalia berkuku dan berjari kaki
ganjil, herbivore, misalnya: Kuda, zebra, tapir.
11.
Primata mamalia dengan ibu jari berhadapan
dan yang memiliki anggota gerak yang panjang, mata yang menghadap kedepan,
korteks serebral yang berkembang baik, omnivore, misalnya: monyet (Macaca
mulatta), lemur, orang utan.
12.
Proboscidea mamalia berotot dan badan panjang,
misalnya: Gajah (Elephantidae elephas).
13.
Rodentia mamalia pengerat yang memiliki gigi
seri seperti pahat yang tumbuh terus-menerus, misalnya: berang-berang (Castor
sp), tikus mencit, kelinci.
14.
Sirenia mamalia herbivora akuatik, memiliki
tungkai mirip sirip, dan tidak ada kaki belakang, misalnya: sapi
laut/dugong (Dugong dugong).
15.
Herbivora mamalia pemakan tumbuhan, misalnya:
sapi (Bos taurus).
17.
Scandentia, misalnya: tupai (Tupaia javanica)
18.
Polidota mamalia berbisik dan tidak bergigi,
misalnya: Tringgiling (Manis javanica).
19.
Dermoptera mamalia bersayap kulit dengan sayap
mirip pada kelelawar, misalnya: Lemur (Cyanocephalus volans),
Galeopithecus.
2.4 Sistem Respirasi
Kucing dan
semua hewan mamalia yang lain bernafas dengan menggunakan paru-paru. Urutan
atau jalan yang dilalui oleh udara adalah sebagai berikut (Soemadji, 1986):
1.
Nares
eksternal (lubang hidung luar)
2.
Cavum
nasalis (rongga hidung)
3.
Nares
internal (lubang hidung dalam)
4.
Pharinx (tekak)
5.
Larinx (kotak
suara)
6.
Trachea
(tenggorokan)
7.
Bronchus (cabang
dari trachea)
8.
Bronchiolus (cabang
dari bronchus)
9.
Alveolus (gelembung/
kantung udara)
Pada bagian
atas larinx di jumpai alat yang namanya epiglithis
yang berfungsi untuk penutup lubang larinx
pada hewan waktu menelan makanan sebaliknya ia terbuka pada waktu terjadi
pernafasan (resfirasi). Larinx yang
dibentuk oleh beberapa tulang rawan, di dalamnya terdapat tali suara (plicea vocilis) (Soemadji, 1986).
2.5 Sistem Syaraf
Kucing
memiliki otak (Cerebrum), serabut
syaraf otak (nervus cerebralis),
sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
dan serabut syaraf yang berasal dari sumsum tulang belakang (nervus spinalis). Seperti juga hewan
mamalia yang lain, kucing memiliki otak yang lebih besar dari hewan vertebrata
yang lebih rendah. Dari otak terdapat 12 pasang serabut syaraf otak (Soemadji, 1986).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun dilaksanakannya
praktikum zoologi vertebrata tentang Mamalia pada hari Rabu, 04 Juni 2014 pukul
13.20 – 15.00 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
a.
Alat Praktikum
1. Loupe
2. Seperangkat
alat bedah
3. Lap
(serbet)
b.
Bahan Praktikum
Mencit (Mus musculus).
3.3 Cara Kerja
a.
Amati hewan coba yang telah disiapkan
kemudian gambarlah secara menyeluruh (tampak dari samping) !
b.
Tentukan bagian-bagian kepala, leher,
badan dan ekor serta penutup tubuh yang berupa rambut.
c.
Tentukan bagian-bagian seperti organon visusnares anterior, rima oris,
vibrissae (kumis), auriculae
(daun telinga), ekstremitas anterior
dan posterior.
d.
Pada anatomi, bedahlah mencit yang telah
di bius tersebut dengan hati-hati.
e.
Amati organ dalam pada tubuh mencit
gambarlah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar
pengamatan morfologi mencit (Mus
musculus)
|
Gambar
Pengamatan Diafragma
|
Gambar
Pengamatan Anatomi Mencit (Mus musculus)
|
4.2
Pembahasan
Pada praktikum tentang
mamalia kami mengamati mencit pada tubuh terbagi menjadi kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus),
dan ekor (caudal). Pada bagian kepala
terdapat hidung (fovea nasalis), mata
(organon visus), mulut (cavum oris), dan kumis (vibrissae). Pada anatomi mencit yang
kami amati terdapat tymus, left lung, heart, diafragma, stomatch, spleen, small intestine, liver, right
kichey, bladder, uterus, dan testis.
Pada badan terdapat ekstrimitas anterior
dan ekstrimitas posterior. Ekor pada
mencit panjang. Pada diafragma terdapat bagian seperti:
1.
Pars
muscularis
a.
Pars
sternalis
b.
Pars
costalis
c.
Pars
lumbalis
2.
Centrum
tendanium
3.
Foramen
venae cavae
4.
Hiatus
esophagus
5.
Hiatus
aorticus
6.
Musculus
psoas
7.
Proceus
xipaudeus
Kepala (caput) Pada bagian kepala
dapat dijumpai adanya organ-organ berikut: Celah mulut (rima oris), yang dibatasi oleh bibir (labium) dan terdiri dari bibir atas (labium superior) yang bercelah dan bibir bawah (labium inferior). Sepasang lubang hidung luar (fovea nasalis). Mata (organon
visus), yang dilindungi oleh kelopak mata atas (palpebrae superior atau frontalis)
dan kelopak mata bawah (palpebrae
inferior). Pada sudut anterior mata terdapat membran nictitans. Sepasang daun telinga (pinna auricularis) dan lubang saluran telinga luar. Di sekitar moncong
dan mata terdapat vibrissae berupa
rambut-rambut kasar dan panjang (Kimbal, 1984).
Badan (truncus) Bagian ini
terdiri atas bagian dada, dan bagian perut. Pada bagian perut di daerah lipatan
paha terhadap seppasang puting susu. Memperhatikan struktur-struktur seperti, anus,
merupakan lubang pelepasan dari saluran pencernaan makanan makanan. Lekuk perineum, terletak di depan anus ,
tempat bermuaranya kelenjar perineum).
Pada hewan betina terdapat vulva,
yaitu daerah alat kelamin betina external yang dibatasi oleh labium mayor dan labium minor terdapat clitoris,
yang merupakan penis yang rudimenter.
dan pada kepalanya terdapat lubang urine yang disebut orificium clitoridae, lubang
vagina, tempat masuknya penis pada waktu kopulasi yang tentang lewatnya
bayi pada saat melahirkan. Pada hewan jantan, di daerah perineum terdapat penis, sebagai alat kopulasi. Ujung penis disebut
kepala penis yang ditutupi oleh kulit lepas yang disebut preputium. Pada ujung kepala penis terdapat lubang untuk urine dan sperma yang disebut orificium urethrae. Scrotum atau kantung testis baru tampak jelas bila dilakukan
pemijitan pada bagian lateral penis
ke arah posterior (Kimbal, 1984).
Sistem pencernaan mamalia meliputi cavum
oris (rongga mulut), pharinx (tekak),
oesophagus (kerongkongan), ventriculus (lambung), intestinum tenuae (usus halus), intestinum crassum (usus kasar), anus (pelepasan). Di samping alat-alat
tersebut terdapat sistem pencernaan dilengkapi dengan alat-alat tambahan (organon accesorius) minsalnya (Soemadji,
1986):
·
Dentis (gigi)
·
Linguae (lidah)
·
Glandula salivaris (kelenjar air ludah)
·
Hepar (hati)
·
Glandula pancreaticus (pankreas)
Saluran ekskresi alat ekskresi berupa dua pasang ren (ginjal) dan sebuah kantung kemih (vesica urinaria). Ginjal berfungsi untuk filtrasi darah serta membuang sisa-sisa metabolisme yang tidak
diperlukan lagi oleh tubuh kita. Urin dari ginjal ditampung dalam kantung kemih
melalui saluran kemih dalam (uriter).
Selanjutnya urin dikeluakan melalui saluran kemih luar (urethra) (Soemadji, 1986).
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Mamalia adalah hewan
yang memiliki kelenjar susu, merupakan hewan yang tinggi tingkatannya jika
dibandingkan dengan kelas-kelas sebelumnya. Pada mamalia dapat dibedakan antara
:
1.
Kepala (caput) terdapat organon visus, rima oris, fovea nasalis, dan
vibrissae.
2.
Leher (cervix)
3.
Badan (truncus) terdapat ekstrimitas anterior dan posterior.
4.
Ekor (caudal)
yang panjang
5.
Pada anatomi terdapat diafragma,
jantung, hati, sepasang ginjal dan lain-lain.
5.2
Saran
Tubuh
mamalia sangat tipis, sehingga pada saat pembedahan praktikan harus hati-hati
pada saat membedah mencit tersebut agar organ dalamnya tidak rusak sehingga
pada saat pengamatan dapat diamati dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Campbell
Neil, Jane B. Reece, Lis A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter
V. Minorsky, Robert B. Jakson. 2008. Biologi
Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Jasin,
Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan
Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.
Kimball, Jhon W.
1984. Biologi Jilid 3 .Jakarta:
Erlangga.
Soemadji. 1986. Kapita Selekta Biologi Sekolah II.
Tarunika: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar