LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI
VERTEBRATA
REPTIL
Dosen Pembimbing:
Awalul Fatiqin M.si
Oleh:
Gestri Rolahnoviza
NIM: 12222040
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Fosil-fosil
tertua, ditemukan di bebatuan dari Nova Scotia, berasal dari akhir periode
Karbon, sekitar 310 juta tahun lalu. Salah satu kelompok utama reptil pertama
yang muncul adalah parareptil (parareptile), yang sebagian besar merupakan herbivor kuadrupedal besar yang
bertubuh kekar. Beberapa parareptil memiliki lempengan pada kulitnya yang
mungkin telah digunakan untuk memepertahankan diri dari predator. Parareptil
musnah sekitar 200 juta tahun lalu, pada pengujung periode Trias (Campbell,
dkk. 2008).
Ketika parareptil
mengalami penurunan, klad reptil purba yang lain, diapsida (diapsid), berdiversifikasi. Salah
satu karakter turunan yang paling jelas pada diapsida adalah sepasang lubang
disisi dua tengkorak, dibelakang rongga mata. Diapsida terdiri dari dua garis
keturunan utama. Satu garis keturunan memunculkan lepidosaurus (lepidosaur), yang mencakup tuatara, kadal, dan
ular. Garis keturunan ini juga menghasilkan sejumlah reptil laut, termasuk
monosaurus raksasa. Panjang beberapa spesies yang hidup di laut ini menandingi
paus masa kini semua spesies reptil laut ini telah punah (Campbell, dkk. 2008).
Hewan reptil
mempunyai kulit yang bersisik atau berketul yang terdiri dari selaput bertulang
atau bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki,
kebanyakan reptilia bertelur (ovivar), walaupun sebagian ada yang menyimpan
telur di dlam perut induk hingga menetas (Lestrari, 2013).
Salah
satu reptilia tersebut adalah kadal (Mabouya
multifacinata). Kadal merupakan reptilia dari ordo squamata yang diikenal
sebagai kadal. Kadal ternasuk orod squamata yang mencakup 6.000 spesies yang
masih hidup. Kadal yang memiliki sub-ordo Lacertilian mencakup kira-kira 180
spesies dan sekitar 20 genus yang tersebar di seluruh benua Eropa, Asia dan
Afrika (Lestrari, 2013).
Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling
beraneka ragam adalah Chelonia (kura-kura), Squama (kadal dan ular), dan
Crocodila (buaya dan alligator). Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan
hanya sedikit berubah sejak saat itu (Kurniawan, 2013).
1.2 Tujuan
Melalui pengamatan morfologi dan anatomi, mahasiswa
di harapkan mempunyai kemampuan untuk :
1. Menetukan
bagian-bagian leher, badan dan ekor.
2.
Menunjukkan cavum oris, nares anterior, organon visus, dan tuba auditive.
3. Menunjukkan
daerah organ pada daerah yang meliputi anggota badan depan, dan anggota badan
belakang.
4. Menunjukkan
macam-macam digiti.
5. Membandingkan
tipe sisik, kepala, leher, badan, dan ekor.
6. Menjelaskan
topografi dan struktur penyusun organ pada daerah kepala, leher, badan dan
ekor.
7. Menjelaskan
fungsi setiap organ penyusun pada daerah kepala, leher, badan dan ekor.
8. Mengidentifikasi
berdasarkan ciri-ciri morfologi.
9. Menggambar
organ-organ viscera yang menyusun sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi,
koordinasi, ekskresi, dan reproduksi. Serta membuat deskripsi berdasarkan
torfologi di dalam tubuh.
10. Menjelaskan
fungsi penyusun sistem organ tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Ciri-ciri
Reptil
Adapun ciri-ciri dari reptil adalah
sebagai berikut ( Koesoema, 2013):
1.
Reptilia adalah kelompok hewan
vertebrata yang berdarah dingin.
2.
Memiliki sisik
yang
menutupi tubuhnya.
3.
Poikiloterm
suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan. Untuk mengatur suhu.
4.
Tubuh reptil melakukan mekanisme basking yaitu
berjemur di bawah sinar matahari.
5.
Kulit
pada reptil memiliki sedikit
sekali kelenjar kulit.
6.
Beberapa ordo dan sub-ordo tertentu
dapat mengelupas atau melakukan pergantian.
7.
Kulit baik
secara total, sebagian atau tidak sama sekali.
8.
Reptilia merupakan kelompok yang
teradaptasi untuk kehidupan terrestrial
penuh atau kehidupan di permukaan tanah.
9.
Reptil termasuk tetrapoda atau memiliki 4 buah tungkai/kaki. Kakinya ada
yang pendek dan tidak memiliki kaki secara langsung.
10.
Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) dan memiliki
telur yang bercangkang keras, namun ada pula yang ovovivipar (bertelur melahirkan).
11. Ukuran
reptil bervariasi. Dari yang terkecil 1,6
cm sampai yang terbesar sekitar 6 meter.
2.2
Pengertian
Reptil
Reptil berasal dari
kata reptum yang berarti melata.
Reptil merupakan hewan melata yang tubuhnya dilapisi kulit kering atau sisik
dan bernafas menggunakan paru-paru . Sebagian besar kelas ini merupakan hewan
tetrapoda kecuali bangsa ular-ularan. Kelas ini memiliki ciri khas yaitu tubuh anggota
kelas reptil di tutupi oleh sisik atau memiliki sisik dan memiliki jari kaki
bercakar kecuali ular (Rinaldy, 2013).
Salah satu keturunan
Lepidosaurus yang sintas direpresentasikan oleh dua spesies reptil serupa
kadal, disebut tuatara. Bukti fosil mengindikasikan bahwa kerabat-kerabat
tuatara hidup setidaknya 220 juta tahun lalu. Organisme-organisme ini melimpah
di banyak benua selama periode Kreta, dengan panjang tubuh yang mencapai satu
meter. Akan teteapi saat ini tuatara hanya ditemukan di lepass pantai selandia
baru. Saat manusia tiba di selandia baru 750 tahun lalu, tikus-tikus yang
menyertai manusia memakan telur-telur tuatara, pada akhirnya menghilangkan
repil-reptil tersebut di pulau-pulau utama Selandia Baru. Tuatara yang tersisa
di pulau-pulau luar memiliki panjang sekitar 50 cm dan memakan serangga, kadal
kecil, serta telur burung dan anak burung. Mereka dapat berumur lebih dari 100
tahun. Kesintasan tuatara di masa depan bergantung pada kondisi
habitat-habitatnya yang tetap dipertahankan agar bebas dari tikus (Campbell,
dkk. 2008).
Sebagian besar reptil
hidup di habitat panas atau hangat seperti gurun dan padang rumput kering.
Namun ada juga reptil yang hidup di dalam rumah seperti cicak. Reptilia hanya
membutuhkan sedikit makanan dan air dan tidak menjadikan makanan untuk
menghasilkan panas tubuh. Sebagian besar reptil menghabiskan seluruh hidupnya
jauh dari air namun masih ada sebagian kecil reptil menghabiskan waktunya di
perairan. Walaupun demikian, sebagian besar reptil bertelur di darat. Bayi
Reptil menetas dari telur mirip induknya namun berukuran kecil.dan tidak ada
proses metamorfosis (Rinaldy, 2013).
2.3 Klasifikasi
Reptil
Terdapat lebih dari
8.000 jenis di dunia, terbagi atas 4 ordo
yaitu: ordo Testudinates, ordo Rhynchocephalia, ordo Squamata , ordo
Crocodylia (Rinaldy, 2013).
a.
Reptil Ordo Testudinates
Testudinates merupakan ordo reptil yang memiliki cangkang sebagai tempat
berlindung maupun menjadi bagian tubuhnya. Cangkang tersebut terbagi menjadi 2
yaitu karapaks pada bagian atas dan plastron sebagai perisai
dada. Cangkang ini menjadi tameng yang melindungi hewan ini dari pemangsa dan
juga dari sengatan matahari. Yang termasuk ke dalam ordo ini adalah segala jenis kura-kura dan penyu.
Penyu
merupakan hewan reptil yang termasuk ordo testudinates. Pada fase
berkembang biak, Penyu menuju tepi pantai untuk bertelur. Penyu laut mempunyai
cangkang yang ringan dan datar sehingga dapat bergerk dengan lebih mudah di
dalam air. Penyu dan kura-kura adalah anggota kuno dari dunia reptil dan mampu
bertahan hidup hingga 150 tahun. Habitat kura-kura adalah gurun, padang rumput,
hutan, rawa, sungai dan laut. Sedangkan habitat penyu yaitu di laut dan tepi
laut. Makanannya adalah tumbuhan yang hidup di dalam air.
b.
Reptil Ordo Rhynchocephalia
Rhynchocephalia merupakan ordo reptil yang
anggotanya merupakan kadal-kadal purba. Salah satu contohnya adalah tuatara.
Hewan ini hanya tersisa dua jenis di dunia dan merupakan spesies endemik di
Selandia Baru. Selain itu, kadal ini merupakan bukti peninggalan zaman
dinosaurus yang hidup pada 200 juta tahun yang lalu.
Tuatara
nampak mirip dengan kadal biasa, namun terdapat perbedaan yang menyebabkan
tuatara tidak digolongkan pada ordo Squamata seperti kadal. Tulang dada
tuatara memiliki engsel yang berbeda dengan kadal, tuatara memiliki paruh pada
rahang atasnya dan tuatara berumur panjang. Habitat tuatara adalah di hutan.
Makanan tuatara adalah serangga.
c.
Reptil Ordo
Squamata
Squamata merupakan ordo reptil yang mengalami
pergantian kulit atau sisik secara periodik. Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang
terbuat dari bahan tanduk. Squamata sendiri diklasifikasikan menjadi
tiga sub-ordo, yaitu Sauria (contohnya kadal, iguana, dsb), Ophidia
(bangsa ular-ularan), dan Amphisbaenia (Squamata tak
bertungkai, sisik tersusun seperti cincin-cincin). Ordo Squamata seperti
ular masih bisa sering ditemukan di pemukiman warga.
Ular memiliki
pendengaran dan penglihatan yang lemah namun kelemahan tersebut dapat ditutupi
oleh kelebihan ular yang dapat menemukan mangsa dengan menangkap getaran yang
merambat di tanah. Sebagian ular mempunyai lubang-lubang di wajah untuk
mendeteksi panas dari mangsanya. Kulit ular tidak tumbuh bersama tubuhnya
sehingga ular harus mengganti kulitnya pada saat pertumbuhan.
Kadal biasa
ditemukan di pesawahan. Hewan ini berkaki empat dan bersisik seperti hewan
reptil lainnya. Jenis kadal yang terkenal di Indonesia adalah Komodo. Komodo
merupakan hewan langka dan dilindungi di Indonesia yang berada di Pulau Komodo.
Komodo dan biawak berada pada genus yang sama namun berbeda spesies. Habitat
ular dan kadal-kadalan yaitu di sawah, hutan tropis ataupun gurun. Ular
merupakan hewan pemakan daging seperti kodok, rusa dan ikan. Sedangkan kadal
pemakan serangga.
d.
Reptil Ordo
Crocodila
Crocodila
merupakan ordo yang
mencakup reptil yang berukuran paling besar diantara yang lain. Kulitnya
ditutupi oleh sisik sisik dari bahan tanduk yang termodifikasi bentuknya
menjadi seperti perisai. Buaya memiliki jantung yang terbagi menjadi 4 ruang.
Pola perilakunya yang paling mencolok adalah ordo ini sangat suka
berjemur di siang hari untuk menaikkan suhu tubuhnya. Crocodilian termasuk
hewan nokturnal, tapi tidak menutup kemungkinan bangsa ini berburu di siang
hari. Di habitatnya, buaya dewasa memiliki daerah kekuasaan untuk dirinya
sendiri maupun untuk kelompoknya. Ordo ini dibagi menjadi tiga famili,
antara lain famili alligatoridae, famili crocodylidae, famili gavialidae. Aligator
termasuk keluarga buaya. Buaya dan aligator memiliki perbedaan dari moncongnya.
Buaya memiliki moncong yang lebih memanjang menyerupai huruf V. Sedangkan
Aligator memiliki moncong yang relatif pendek dan menyerupai huruf U (Jasin,
1984).
2.4 Reproduksi
Reptil
Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hisup
untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah hal ini juga bertujuan agar
keseimbangan alam tetap terjaga. Pada rantai makanan, bayangkan jika salah satu
mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini dan akan
menghancurkan sebuah ekosistem atau bahkan peradaban. Sistem reproduksi
vertebrata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan,
kelenjar seks aksesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan
dengan fertiliasi internal) (Lestari,2013).
Umumnya reproduksi vertebrata adalah sama,
tetapi karena faktor lain seperti tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara
hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Kadal
memiliki organ reproduksi yang unik hemipenis. Hemipenis merupakan sepasang
alat kopulasi yang berupa tonjolan di dinding kloaka, hemipenis ini jika dalam
keadaan istirahat akan masuk ke dalam
pangkal cauda dengan dinding ototnya di bagian luar, kemudian jika akan
mengadakan kopulasi maka di tonjolkan keluar. Oleh karena kadal memiliki alat
kopulasi maka kadal mengadakan fertilisasi internal (Lestari,2013).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun dilaksanakannya
praktikum zoologi vertebrata tentang Reptil pada hari Rabu, 14 April 2014 pukul
13.20 – 15.00 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
3.2
Alat dan Bahan
a.
Alat Praktikum
1. Mikroskop
stereo
2. Loupe
3. Gelas
arloji
4. Seperangkat
alat bedah
5. Lap
(serbet)
b.
Bahan Praktikum
Kadal yang masih hidup (Mabouya multifacinata).
3.3
Cara Kerja
1. Persiapan
bahan amatan
a. Mencari
kadal (Mabouya multifacinata)
b. Menyediakan
alat bantu pengamatan seperti mikroskop stereo, loupe gelas arloji dan alat-alat lain yang terkait.
2. Melakukan pengamatan, antara lain:
a.
Kadal
dibius kemudian diletakkan pada papan seksi selanjutnya diamati di bawah
mikroskop stereo.
b.
Dilakukan
pengamatan secara morfologi yang meliputi kepala, dan badan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan
Gambar
pengamatan morfologi Kadal (Mabouya
multifacinata)
|
Gambar pengamatan Rima oris pada kadal
|
Gambar pengamatan anatomi kadal (Mabouya multifacinata)
|
4.2 Pembahasan
Pada praktikum morfologi kadal (Mabouya
multifacinata) terdiri dari empat bagian pada tubuh kadal yaitu, kepala (caput), leher (cervix), truncus (badan),
ekor (caudal). Pada bagian kepala (caput) terdapat mata (organum visus), mulut (cavum oris), hidung (nares anterior). Kepala berbentuk pipih dan meruncing kebagian
ujungnya. Rahang atas dan bawah yang membatasi bagian sisi mulut, mengandung
gigi-gigi halus yang sama bentuknya. Mata mempunyai kelopak mata atas dan
kelopak mata bawah yang dapat digerakan. Sepasang lubang hidung yang kecil
terletak diujung moncongnya telinga, telah tampak adanya lubang telinga luar
denngan gendang pendengaran yang letaknya agak kedalam. Badan bentuknya bulat
memanjang sisik pada daerah perut warnanya putih kekuning-kuningan sisik pada
daerah punggung berwarna coklat tua. Bagian leher
panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya
lekukan saja. Pada bagian badan (truncus)
terdapat branchium atau disebut
lengan bagian atas, lengan bagian bawah disebut anterior branchium, di bawah anterior branchium terdapat lima jari yang disebut digiti dan pada bagian jari terdapat cakar yang berfungsi untuk
memanjat di bagian kaki belakang terdapat femur,
crus, pes, dan manus. Di dekat kaki bagian belakang terdapat kloaka. Pada mulut kadal terdapat bagian-bagian seperti choana primer, palatum, ostumtubae auditive,
dentes, choana sekunder semua bagian ini disebut maxilla, rima glotis dan
lingau bifida di sebut mandibulla. Anatomi pada kadal terdapat trachea, cor, pulma, fallea, ventriolus,
hepar, pancreas, vesica urinaria, rectum, duodenum, intestine tenve, dan ductus dereus.
Kadal memiliki kulit
yang berwarna, kulit pada kadal ini pada umumnya tertutup oleh lapisan
epidermal yang menanduk, kadang-kadang di bagian bawah disokong oleh
lapisan-lapisan lamina derminalis yang
menulang. Lubang pelepasan selalu berubah celah yang transversal. Kadal ini
mempunyai dua anggota badan yang bersifat pentadactil.
Memiliki membran tympani yang tidak
cembung dan celah auris externa dapat
digerakkan juga membran nictitans. Cervix pada kadal ini jauh lebih panjang
di bandingkan dari classis amphibia. Truncus biasanya panjang dan convex di mana pada bagian
dorsalnya berwarna cokelat kekuningan dan bagian ventralnya putih. Pada truncus
ini terdapat ekstrimitas cranialis di
sebelah cranio lateral truncus, berjumlah sepasang ke
kanan dan ke kiri, terdiri dari brachium
(tangan) dengan lima digiti. Extrimitas caudalis terletak di sebelah caudal lateral. Adapun bagian bagiannya
ialah femur (paha), crus (tungkai), pes (kaki) dengan lima
digiti. Pada ujung ventrocaudal tempatnya
pada basis caudal terdapat cloaca bertipe plagiotremata yaitu berupa celah melintang. Celah ini di sebelah cranial ditutupi oleh deretan squama. Caudal (ekor) panjang sekali, hampir dua kali panjang badan kepala (Brotowidjojo,
1995).
Paru-paru
kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup besar. Sistem pencernaan
kadal terdiri dari tenggorokan yang panjang dan lambung yang sederhana. Jantung
kadal memanjang dan berwarna merah tua didepannya terlihat batang trachea. Sistem sirkulasi pada kadal
berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan bila dibandingkan dengan
jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri dan vena tidak seluruhnya
terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu membran transparan yaitu pericandrium. Lidah kadal dapat begitu
ramping ataupun bebas melebar, taringnya ada bersama gerigi. Biasanya besar dan
sama pendek. Sistem urogenital kadal terdiri atas sepasang ginjal, cairan dari ginjal
keluar ureter kemudian bermuara pada
kloaka. Pangkal ureter terdapat vesica urinaria, organ urogenital betina
terdiri dari sepasang indung telur (ovarium)
yang berwarna kuning seperti halnya testis pada hewan jantan. Ovarium kanan
pada hewan betina letaknya lebih tinggi. Ovarium berjumlah sepasang,
berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol – benjol. Letaknya tepat di bagian
ventra colummna teratur, berwarna
merah tua, terdiri dari dual obi anterior
dan posterior. Kadal mempunyai
kantong kemih atau kantong urine yang
berfungsi membawa air untuk melembabkan tanah yang akan digunakan sebagai
sarang. Ureter bermuara dalam kloaka dan akan di serap kembali ke dalam kantong
urine (Brotowidjojo, 1995).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kadal merupakan reptil yang berjalan melata (merayap). Reptil
merupakan hewan melata yang tubuhnya dilapisi kulit kering atau sisik dan
bernafas menggunakan paru-paru. Sebagian besar kelas ini merupakan hewan
tetrapoda kecuali bangsa ular-ularan. Pada praktikum kami mengamati morfologi
dan anatomi kadal, yaitu :
1.
Kadal (Mabouya
multifasciata) masuk dalam ordo squamata.
2.
Tubuh kadal terdiri dari caput (kepala), cervix
(leher), truncus (badan), dan caudal (ekor).
3.
Ciri-ciri kadal (Mabouya
multifasciata) hidup di darat, tubuhnya tertutup oleh sisik atau kulit
kering yang menanduk, memiliki ekor dan bernafas dengan paru-paru.
5.2
Saran
Pada saat praktikum
sebaiknya praktikan mengamati dengan teliti bagian anatomi pada kadal, sehingga
praktikan dapat melihat dengan jelas anatomi pada kadal, pada saat pembedahan
praktikan harus hati-hati agar organ yang akan diamati tidak rusak.
DAFTAR
PUSTAKA
A
Campbell Neil, Jane B. Reece, Lis A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, Robert B. Jakson. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Brotowidjojo,
M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta
Jasin,
Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan
Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.
Koesoema, Doni. 2013. Hewan Vertebrata. Website: http://www. Pendidikan karakter.org/images/VERTEBRATA%20X-42013. pdf. Diakses pada
hari Jum’at, 16 Mei 2014 10.00 WIB
Kurniawan, Anas. 2013. Kelas Reptil. Website: http://www.
sharepdf.com/ 97 1200c152c5401eaf5e32f26a48c5fb/Praktikum%204%20Reptilia.pdf.Diakses pada
hari Jum’at, 16 Mei 2014 09.30 WIB
Lestari,
Lara Anita Puji. 2013. Struktur Anatomi
Dan Organ Reproduksi Jantan Pada Kadal. UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Website: http://
digilib.uinsuka.ac.id/7260/2/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses pada
hari Kamis, 15 Mei 2014 10.00 WIB
Rinaldy. 2013. Amfibi dan Reptil. Website: http://elib. unikom. ac. id/ files/
disk1/ 633/ jbptunikompp-gdl-rinaldyaul-31605-10 unikom_r-i.pdf. Di akses pada
hari Kamis, 15 Mei 2014 10.20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar